Keutamaan Badal Haji Dan Umroh

Badal haji dan umroh kini sudah menjadi cara untuk menggantikan seseorang untuk melakukan ibadah haji maupun umroh. Dalam agama Islam pun badal haji dan umroh ini tetap sah untuk dilaksanakan. Badal haji dan umroh memiliki beberapa keutamaan, yaitu:

  1. Dapat Membadalkan Orang Yang Sudah Meninggal

Badal haji dan umroh ini dapat membadalkan orang yang sudah meninggal. Banyak umat muslim yang selama hidupnya belum sempat atau bahkan belum mampu secara materiil untuk menunaikan ibadah wajib yang merupakan rukun Islam yang kelima ini. Namun, saat ini keluarga mempunyai rezeki maka pihak keluarga bisa membadal hajikan atau mengumrohkan keluarga yang sudah meninggal.

  • Dapat Membadalhajikan Orang Yang Tidak Mampu Secara Fisik

Bagi anda yang mengalami kekurangan atau kelemahan dalam hal fisik dan dirasa tidak mampu untuk menunaikan ibadah haji atau umroh dikarenakan lumpuh ataupun sudah tua, maka anda bisa membadalhajikan diri anda sendiri kepada keluarga anda ataupun orang yang anda percaya. Hal ini tetap sah di dalam ajaran agama Islam.

  • Pahala Yang Didapatkam

Dalam hal pahala, keduanya antara si pembadal dan orang yang dibadalkan sama-sama mendapat pahala. Amalan-amalan yang berkaitan dengan manasik pahalanya untuk orang yang dibadalkan sedangan si pembadal mendapat pahala di luar amalan manasik, seperti shalat wajib dan sunah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, membaca Al Quran di tanah suci dan amalan-amalan lainnya.

Hukum Badal Haji Bagi Orang Yang Sudah Meninggal

Hukum badal haji bagi orang yang sudah meninggal

Pertama

Ketika seseorang masih hidup dengan badan yang mampu menunaikan ibadah haji serta memiliki harta yang cukup untuk berangkat ke Tanah Suci maka ahli waris dari orang yang telah meninggal ini wajib hukumnya untuk menghajikan si mayit dengan harta peninggalannya. Orang yang seperti ini adalah salah satu orang yang belum dapat menunaikan ibadah haji selama hidupnya, untuk itu ahli waris sebaiknya menghajikannya walaupun si mayit tidak meninggalkan wasiat untuk membadal hajikan. Namun apabila si mayit memerintahkan keluarganya untuk membadal hajikan maka keluarganya sebaiknya segera menggantikan si mayit untuk menunaikan ibadah haji.

Kedua

Jika si mayit selama hidupnya berada dalam kondisi miskin yang menyebabkan ia tidak mampu untuk menjalankan rukun Islam yang kelima ini maka pihak keluarga tetap disyari’atkan untuk membadal hajikan si mayit. Apalagi keluarga yang ditinggalkan atau ahli warisnya mempunyai rejeki yang cukup untuk membadal hajikan, sebaiknya pihak keluarga terutama anak laki-laki atau anak perempuan segera membadal hajikan si mayit.

Hukum badal haji bagi orang yang sudah meninggal ini disyari’atkan oleh ajaran agama Islam mengingat menunaikan ibadah haji termasuk dalam rukun Islam. Dengan demikian, bagi keluarga yang ditinggalkan oleh si mayit yang belum melaksanakan ibadah haji, tidak ada salahnya jika si ahli waris mampu secara materiil tetap melaksanakan badal haji bagi si mayit.