Tata Cara Manasik Umroh Sesuai dengan Sunnah Rasul

manasik umroh

Bisa menjejakkan kaki di tanah suci adalah pencapaian yang luar biasa sebagai seorang muslim atau muslimah. Mengingat tak mudah untuk sampai di tanah Mekah dan Madinah. Butuh persiapan mental dan fisik yang tak sebentar, serta mencukupi biayanya yang tidak sedikit. Akan tetapi, semua itu kembali pada panggilan Allah, dengan ridha dan kuasa-Nya maka siapapun hamba-Nya, dalam keadaan seperti apapun, akan menemuinya di tanah suci dalam sekali panggilan.

Baik itu ibadah haji maupun umroh, keduanya harus dilakukan sepenuh jiwa dan dipenuhi rukun dan wajibnya. Berikut ini adalah tata cara manasik umroh yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

  • Ihram: Setelah sampai di miqat, mandi dan kenakan wewangian, pakai pakaian ihram dan wanita boleh pakai gamis. Baca niat untuk umroh dan perbanyak talbiyah, shalawat dan doa yang anda sukai. Jangan langgar larangan saat ihram.
  • Thawaf: Sesampainya di Mekah, lakukan thawaf sambil bertakbir di Ka’bah sebanyak tujuh putaran mulai dari Hajar Aswad dan berakhir di sana juga. Selepasnya shalat sunnat dua rakaat di makam Ibrahim.
  • Sa’i di Shafa Marwah
  • Tahallul di Marwah: Cukurlah rambut lelaki sampai seluruhnya, bagi wanita cukup sedikit saja.

Setelah melakukan keempat poin tersebut maka selesailah manasik umroh anda. Semoga hati diikhlaskan dan dijauhkan dari penyakit hati saat melakukan ibadah sehingga ibadah ini diterima oleh Allah SWT. Aamiin.

Tata Cara Haji dan Umroh Wanita yang Sedang Haid dan Nifas

tata cara haji dan umroh saat haid dan nifas

Datang bulan atau haid pada jemaah haji dan umroh bukan hal yang asing, terlebih jika jadwal ibadah haji dan umroh berbenturan dengan jadwal haid. Nah, bagaimana jika seorang jemaah perempuan mengalami haid atau nifas sesaat sebelum dilaksanakan ihram? Apabila berihram dengan haji tamattu maka sampainya di Mekah maka jangan lakukan thawaf, sa’i dan tahallul. Tunggulah hingga suci, baru selesaikan semuanya. Apabila sampai tanggal 8 Dzulhijjah belum suci juga, maka lakukan ihram haji dan umroh secara bersamaan dan niatnya menjadi haji qirom.

Sementara itu, jika berihram dengan haji ifrad atau qirom, maka sesampainya di Mekah tak usah melakukan thawaf kudum, serta tidak perlu diqada. Sebab para jumhur ulama memandangnya sebagai sunnah dan gugur karena ada halangan. Maka lakukan saja amalan yang lain seperti mabit di Mina dan wuquf di padang Arafah.

Sementara itu, jika haid dan nifas setelah ihram, untuk berihrom dengan haji tamattu sesampainya di Mekah jangan thawaf umrah, setelah suci baru bisa melakukan thawaf, sa’i dan tahalull. Kemudian jika belum suci hingga tanggal 8 dzulhijjah, maka satukan ihram haji dan umroh, jadikan niatnya haji qirom.

Bila wanita haid dan nifas setelah wuquf di Arafah, serta harus meninggalkan Mekah karena alasan yang mendesak (waktu ibadah haji yang disediakan agen perjalanan sudah selesai), maka ia boleh meninggalkannya tanpa thawaf wada, sesuai dengan dalil hadist Shofiah sesuai dengan ucapan Rasulullah SAW.

Persiapan yang Harus Dilakukan Sebelum Ibadah Haji dan Umroh

persiapan ibadah haji dan umroh

Sebelum melaksanakan panggilan Allah SWT, dengan menemuinya di tanah suci, maka sebaiknya melakukan beberapa persiapan, di antaranya adalah persiapan keuangan, fisik dan mental serta persiapan lainnya.

Salah satu yang harus dilakukan adalah menyiapkan uang dalam mata uang real. Sekalipun di bandara Jedah ada money changer, tetapi jauh lebih baik jika kita mempersiapkannya sejak masih di Indonesia supaya lebih leluasa dan tidak diburu waktu.

Lakukan persiapan kesehatan dengan mengecek gula darah, kolesterol, dan juga lakukan suntikan vaksin meningitis untuk menghindari terjangkit virus berbahaya tersebut. Pengecekan kesehatan ini biasanya dilakukan secara berbarengan dengan sesama calon jemaah haji lainnya, tetapi dilakukan sendiri pun tidak masalah.

Jangan lupa untuk melunasi semua hutang terlebih dahulu, mengembalikan barang-barang yang kita pinjam pada pemiliknya, menjaga kebersihan hati dari riya’ ataupun sum’ah dan takabur. Selain itu, mintalah doa restu kepada orangtua, anak-anak dan juga saudara kita, siapkan nafkah yang cukup untuk keluarga yang ditinggalkan beribadah haji, supaya mereka tidak kesulitan saat kita tidak mencari nafkah sebab tengah melakukan ibadah haji dan umroh.

Pastikan biaya yang digunakan untuk umroh dan haji berasal dari sumber yang bersih dan halal. Menurut Imam Nabawi, apabila uang yang digunakan tidak halal atau syubhat, maka haji yang dilakukan tak akan mabrur di mata Allah SWT.

Yang paling penting, selalu ikhlaskan hati dan niatkan beribadah hanya demi mengharap ridho Allah SWT semata. Semoga menjadi haji yang mabrur, aamiin.

Keistimewaan Umroh di Bulan Ramadhan

keistimewaan umroh di bulan ramadhan

Bulan puasa adalah bulan yang sangat istimewa, dimana semua amal kebaikan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT dan membuat kaum muslimin muslimat berlomba untuk memperbanyak amal ibadah di bulan penuh berkah ini.

Ada satu lagi hal yang membuat bulan Ramadhan menjadi begitu istimewa, sebab melakukan ibadah umroh di bulan puasa, setara dengan melakukan ibadah haji. Seperti diriwayatkan dalam Shahihain dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda pada seorang wanita Anshar yang tak mengikuti ibadah haji bersama beliau, dikarenakan unta untuk kendaraan berhaji hanya dua dan itu pun harus dibagi untuk mengairi ladang.

Nabi bersabda: ‘Maka apabila datang Ramadhan, berumrohlah. Karena sesungguhnya umroh di dalamnya menyamai ibadah haji.’

Oleh karena itu, banyak umat selepas Rasulullah SAW wafat, berbondong-bondong melaksanakan umroh di bulan suci Ramadhan. Sekalipun tidak mudah sebab mengingat cuaca Arab Saudi yang sedemikian panas, ditambah lagi harus berpuasa, dehidrasi dan migrain membayang setiap jemaah, namun Insyaallah Allah melihat perjuangan kita, asal kita menjalaninya dengan hati ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT.

Kemudian keutamaan dari umroh di bulan Ramadhan ini adalah bagi orang yang ingin berhaji, namun belum mampu melaksanakannya, kemudian diganti umroh di bulan Ramadhan. Dijalani dengan ikhlas, ridha dan sentiasa demi Allah SWT, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala haji secara sempurna bersama Rasulullah SAW.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Ibadah Haji dan Umroh?

waktu yang tepat umroh dan haji

Sebelum berangkat beribadah haji dan umroh, maka calon jemaah harus lebih dulu tahu iklim, cuaca dan situasi serta kondisi tanah suci di jadwal keberangkatan kita. Apakah tengah musim panas, musim dingin atau musim dengan iklim normal? Hal itu dimaksudkan supaya kita bisa melakukan persiapan yang disesuaikan dengan musimnya, menyiapkan obat-obatan khusus yang mengantisipasi penyakit musiman serta membawa pakaian tambahan supaya terhindar dari berbagai masalah.

Lantas kapan waktu yang paling tepat dan dianjurkan untuk melakukan ibadah umroh? Baik itu untuk diri sendiri atau bersama dengan keluarga besar. Pertama-tama perhatikan bahwa Arab Saudi memiliki tiga iklim gurun, yakni musim panas dengan temperatur hingga 44 derajat Celcius di bulan Juni-Agustus. Musim dingin dari November hingga Januari dan Maret hingga Mei adalah iklim normal.

Jika tak ada masalah dengan cuaca, dan mengejar pahala umroh yang setara haji, maka berumrohlah pada bulan Ramadhan. Akan tetapi jika inginkan ibadah yang tenang, sekaligus menjadikannya momen untuk muhasabah diri dan tafakur, lakukan ibadah umroh pada akhir tahun. Dimana anak-anak sekolah tengah berlibur dan kita juga bisa mengajak keluarga turut serta beribadah.

Selain itu, beribadah umroh di akhir tahun udaranya lebih sejuk dan lebih bersih. Situasi lengang dan tak berdesak-desakan sehingga bisa berkesempatan untuk mencium Hajar Aswad, ke raudhah atau Hijr Ismail.