Pendapat Beberapa Ulama Tentang Badal Umroh

Pendapat Beberapa Ulama Tentang Badal Umroh

Ulama Syafi’iyah

Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa badal umroh dapat dilakukan jika yang digantikan untuk menunaikan ibadah umroh adalah mayit atau orang yang masih hidup, namun sudah tidak memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah umroh sendiri. Badal umroh dapat dilaksanakan menggunakan harta warisan dari si mayit.

Ulama Hanafiyah

Menurut ulama hanafiah badal umroh dapat dilaksanakan jika mendapat perintah. Karena menurut beliau menggantikan untuk melaksanakan ibadah umroh harus melalui perintah. Maka jika ada perintah, orang yang diperintahkan wajib melakukan badal umroh untuk orang yang memerintah.

Ulama Malikiyah

Ulama Malikiyah mempunyai pendapat bahwa badal umroh ini mempunyai hukum yang makhruh. Namun apabila tetap dilaksanakan, tetap sah menurut beliau.

Ulama Hambali

Sedangkan ulama hambali mempunyai pendapat bahwa badal umroh tidak bisa dilakukan apabila orang yang akan dibadal umrohkan masih hidup kecuali mendaptkan izin dari orang yang akan digantikan. Beliau berpendapat bahwa ibadah umroh memang bisa digantikan akan tetapi atas seizin dari orang yang akan digantikan. Namun jika mayit yang akan digantikan, tanpa seizin dari si mayit pun, badal umroh ini tetap sah untuk dilaksanakan.

Dari beberapa pendapat para ulama di atas dapat disimpulkan bahwa badal umroh ini tetap ada dan tetap sah untuk dilakukan atas seizin dari orang yang digantikan jika orang tersebut masih hidup atau tanpa seizin orang yang telah mati.